Minggu, 27 Mei 2012

CERPEN "AKHIRNYA"


Pagi ini saya ingin memposting sebuah cerpen yang saya buat sendiri. Seperti biasa, tema cerpen anak-anak remaja pastilah percintaan hehe. Tetapi sepertinya ini bukan cerpen karena cerita ini bersambung nantinya. Semoga kalian suka, silahkan dibaca ^^. 


AKHIRNYA..

Namaku adalah Tama, berasal dari keluarga yang sederhana, tinggal di Bekasi, dan bersekolah di SMAN 2. Aku biasa bersekolah menggunakan motor kesayanganku, meskipun motor lama aku sayang motorku itu. Dialah yang membawaku ke kehidupan seseorang yang aku cintai sampai saat ini. Sebagian kisah hidupku akan ku tulis diatas kertas ini.

Hari senin itu adalah hari yang sangat melelahkan bagiku dan juga teman-teman. Mereka menyebutnya “MONster DAY” yang berasal dari kata MONDAY. Begitulah meredika, walaupun begitu aku sangat menyayangi mereka. Bu Mia yang mengajar kimia dikelas mendapat giliran pertama untuk mengajar di awal minggu. Kimia menjadi pelajaran yang ditakuti oleh teman-teman dikelas, karena pasti setiap awal minggu saja Bu Mia sudah menyiapkan ulangan dan test untuk semua teman-teman tak terkecuali aku.

Waktu itu, jam menunjukkan pukul 07.15. Biasanya disekolah pada jam 07.15 diadakan upacara bendera. Dan, benar saja bel berbunyi dan terdengar suara “anak-anak harap ke lapangan, mengikuti upacara bendera”. Sebenarnya aku menjadi malas mendengar kata itu dari speaker yang ada disekolah. Karena tahu saat itu aku harus menunda belajar kimia yang menjadi “MONSTER” dalam hari senin ini. Akupun mengambil topi, dan bergegas ke lapangan. Karena, kalau tidak segera aku akan dimarahi oleh satgas yang berada di bawah naungan sekolah.



            Hari begitu terik waktu itu, panas yang tidak biasanya aku rasakan, tetapi setelah tahu ada “dia” di dekatku, akupun menjadi semangat. Bukan ingin mencari perhatian di depannya, aku tidak tahu kenapa aku jadi semangat. Pada saat bendera di naikkan dan sedikit lagi selesai tiba-tiba ada yang terjatuh. Sontak saja aku kaget bukan kepalang. Parahnya lagi, yang terjatuh adalah “dia”. Muka dia pucat, mungkin dia terlalu lelah dengan semua pelajaran yang membebaninya selama ini. Lalu, aku langsung menggotongnya bersama dengan temanku keruang UKS yang letaknya cukup jauh dari lapangan, tidak peduli dengan tubuhku yang juga lemas, yang terpenting dia harus segera diobati.

            Setelah sampai di UKS, aku menitipkan dia pada yang bertugas di ruang UKS. Disana juga ada temanku, jadi aku percayakan semua padanya. Kemudian aku kembali ke lapangan untuk mengikuti upacara. Setelah sekitar 45 menit lamanya berdiri di lapangan, akhirnya upacara selesai. Dan akupun kembali keruang UKS untuk melihat keadaan “dia”, ternyata  dalam keadaan baik-baik saja, dia hanya terlalu letih dan lemas karena cuaca yang begitu panasnya.

            Akupun kembali ke kelas, dengan mengantar dia terlebih dahulu. Meskipun dia bukan siapa-siapa aku, namun aku percaya suatu hari dia akan menjadi milikku. Sekitar pukul jam 08.00 pagi itu aku bersama teman-teman dengan perasaan yang mendebar-debar dan jantung yang berdetak begitu cepatnya menunggu kehadiran Bu Mia. “Tok..tok..tok” *suara ketukan pintu. Ternyata itu Bu Mia, Ibu Mia memang selalu tepat waktu dan tidak pernah terlambat, bahkan karena rajinnya itu dia sering datang lebih dulu sebelum murid muridnya datang. Sebelum kami memulai pelajaran, tentunya kami terlebih dahulu berdoa bersama yang dipimpin dengan Sie. Rohani kelas yaitu Panji.


Setelah selesai berdoa, kami pun memulai pelajaran pertama pada hari itu yaitu Kimia. Benar saja dugaan kami, Bu Mia telah menyiapkan test untuk kami yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang “menyulitkan” untuk kami. “Andi. Sini kamu maju ke depan!” Ucap Bu Mia. “I..I..Iya Bu” Andi ketakutan. “Andi. Coba jelaskan apa itu senyawa karbon dan manfaatnya untuk kehidupan manusia!”. Andi pun diam membisu di depan kelas, kami merasa kasihan dengan Andi karena selalu dia yang disuruh untuk maju ke depan kelas.

            Tak lama berselang, aku dipanggil untuk menjelaskan tentang apa yang aku ketahui dari pelajaran kimia di kelas X ini. Akupun termenung, aku bingung ingin menjawab apa, lalu aku ingat pesan ibuku “Jika ingin jadi orang yang berguna jangan takut untuk memberikan aspirasi kita, selama aspirasi itu bersifat positif”. Lalu, akupun berpendapat tentang apa yang aku ingat dari pelajaran kimia di kelas X ini. Akupun berhasil dan sangat bersyukur karena bisa lolos dari “kemarahan” Bu Mia pagi ini.

             “Teeeet..Teeet..Teeet..” Bel pun berbunyi, ini tandanya waktu istirahat pertama telah dimulai, akupun bergegas ke kantin. Di kantin aku bertemu dengan “dia” yang sedang memesan mie di kantin dan duduk di sebuah kursi, aku juga ingin makan mie serta tidak mengira jika dia ada di warung itu. Aku duduk di samping dia, setelah mie yang kami pesan datang aku dan dia pun makan mie bersama-sama. Setelah makan mie kami pun berbincang-bincang. “Bagaimana keadaaanmu, sudah baikan?” Ucapku kepadanya. “Sudah kok, cuma masih sedikit pusing saja tam, memang kenapa?” Dia bertanya padaku. “Ahh.. tidak apa-apa kok Zee, mau dibelikan minyak kayu putih tidak?”. “Tidak usah Tam, kamu kan udah nolong aku tadi. Terima kasih banyak ya Tam” Dia tersenyum kepadaku. “Senyuman di wajahnya, serta kelembutan hatinya lah yang membuat dia berbeda dimataku” Aku berbicara dalam hati. “Tam, hei Tam, jangan bengong gitu dong. Kamu kenapa sih?” Muka dia berubah menjadi bete. “Ahhh.. tidak apa-apa kok. Oia, aku punya “sesuatu” buat kamu pada suatu hari nanti” Ucapku padanya. “Ah apa tuh?” Jawab dia penasaran.

“Teeet..Teeet” Belpun kembali berbunyi. “Wah sudah waktunya masuk kembali ya? Cepat s ekali. Aku duluan ya” Kata dia kepadaku dengan menitipkan uang untuk membayar mie. Lalu, akupun membayar mie kepada Bu Ratna. “Terima kasih ya Bu Ratna” Ucapku, “Iya jangan lupa pj nya ya?” Ucap Bu Ratna. “Ah Pj apa Bu?” Aku bingung. “Itu tadi pacarmu kan Tam?” Canda Bu Ratna. “Aminnnn” Aku berbicara seperti orang yang lagi teriak. Sontak, orang – orang disekitar ku pun melihat padaku. Karena aku malu akupun langsung pergi dari kantin.

            Singkat cerita, pada sore harinya aku pulang dari sekolah dengan membawa sepeda motor kesayanganku itu. Karena pada saat itu aku pulang sedikit terlambat dari biasanya, aku bertemu dia. Dia belum pulang karena ban motornya bocor didekat sekolah. Lalu, akupun langsung memintanya menjaga motorku dan aku mendorong motornya hingga ke tempat tambal ban yang letaknya cukup jauh dari situ. Setelah selesai akupun kembali ke pintu gerbang sekolah, tempat aku menyuruh dia menjaga motorku. Dan dia ada disana, akupun mengembalikan motornya yang sudah di tambal bannya. “Terima Kasih banyak ya Tam” Dia tersenyum padaku. Akupun tak bisa menjawab apa-apa karena senyumannya itu mengalihkan semua perhatianku kepadanya. “Eh , ngapain kamu disini! Cepat pulang, udah sore menjelang malam ini!” Ucap Pak Satpam kasar padaku. “Ah iya Pak, maaf“ Jawabku.

            Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan untukku karena dapat menolong dia.
Besok adalah hari selasa yang bisa dibilang menyeramkan tetapi juga menyenangkan, karena besok tidak ada pelajaran kimia, tetapi tetap saja pelajaran itu diganti dengan pelajaran matematika, tak apalah yang penting tidak ada Bu Mia. Hari ini aku mulai dengan semangatku yang berkobar-kobar karena aku tahu, setiap aku sekolah pasti aku akan bertemu dia di sekolah.

            Rencananya aku akan menyatakan perasaanku padanya hari ini, tapi masih ragu serta takut apabila dia telah menjadi milikku, aku tidak bisa menjaga hatinya dan melukainya. Rasa takut itu aku kubur dalam-dalam karena aku tahu, karena aku ingin, dan  rasakan, dia bukanlah wanita biasa yang aku kenal selama ini, She is “Different”. Berawal dari sesuatu yang telah aku simpan pada jauh hari sebelumnya, yang aku ingin tunjukkan padanya pada saat aku menyatakan perasaan padanya. Ini adalah hal yang paling dia sukai tetapi belum ada yang memberinya ini, karena itu aku ingin jadi orang pertama yang memberinya ini.

            Pada pukul 06.15 akupun berangkat kesekolah, sangat tidak wajar karena biasanya aku berangkat pukul 06.30, namanya saja sedang jatuh cinta, mau diapakan lagi?. Aku seperti api yang menyala-nyala pada pagi itu, karena hal tadi. Aku baru ingat kalau hari ini ada pensi disekolahku. Pasti ramai sekali disana, tetapi tidak membuat semangatku padam. “Tam, kenapa sih lu hari ini? Kayanya semangat banget?”, Ucap Ivan teman sebangku. “Ahh lihat aja nanti Van, gua bakal kasih kejutan buat si dia!”, Jawabku dengan semangat yang menggebu-gebu. “Kejutan apa sih emangnya? Kok gua ga dikasih tau sih?. Buat si Zzzzzz....”,Ucap Ivan “Suttt.. diem Van, jangan kasih tau siapa-siapa”, Aku menutup mulut si Ivan. “Siap Bos,wani piro?”, Sahut Ivan. “Udah liat aja nanti Van” Jawabku.

            “Hari ini tidak ada pelajaran sepertinya, mungkin karena ada PENSI ya?”, Tanyaku dalam hati. Semoga feelingku itu benar, jadi aku tidak sulit untuk mengungkapkan rasa ini pada dia. Saat PENSI dimulai, aku hanya dikelas saja karena aku tidak terlalu suka menonton acara seperti itu. Aku hanya main hp dan smsan dengan dia, aku menanyakan apa dia sedang menonton acara PENSI itu, ternyata tidak, dia bilang kepadaku, dia tidak suka menonton acara seperti itu, dan dia bilang dia sedang dimasjid, dia baru saja selesai Sholat Dhuha.

            Karena di sekolah sedang ada acara PENSI, aku langsung mengajaknya makan mie seperti kemarin di kantin Bu Ratna. Disinilah aku ingin menyatakan perasaanku padanya, mungkin ini seperti ide gila, tetapi mau diapakan lagi hanya inilah yang aku bisa. Diapun menyanggupi permintaanku, karena kebetulan juga dia sedang lapar karena belum sarapan tadi pagi. Singkat cerita, aku sedang makan mie bersama dengan dia. Disaat itu aku memutar lagu J’Rocks yang berjudul Falling in love di hp ku. Hp ku itu aku taruh di meja dan akupun memegang tangannya serta menatap wajahnya. Dengan penuh rasa deg-degan aku berkata padanya “Sebenarnya dari pertama kali aku bertemu kamu, aku punya perasaan sama kamu. Kamu sangatlah berbeda dari perempuan lainnya dan....”, Belum sempat aku berbicara Ivan datang bersama teman-temannya dan menarik aku dan dia ke atas panggung PENSI. Aku sangatlah malu dikala itu, aku bingung harus berkata apa pagi itu. Pagi itu berubah menjadi pagi yang menakutkan bagiku.

            Acara PENSI itu dibawakan oleh Bu Mia, guru yang sangat killer bagi teman-teman kelas. Akupun menjadi sangat gugup dikala itu, setelah tahu yang membawakan acara adalah Bu Mia. Suasana dipanggung itu berubah menjadi hening. “Ya, pagi ini kita telah kedatangan dua artis ternama, yaitu Tama dan Zee”, Ucap Bu Mia. “Tama, Zee silahkan perkenalkan diri dan lanjutkan apa yang sedang kamu lakukan dikantin tadi”, Bu Mia terlihat memarahiku. “Aaa..Aaaa..Aaa..Apa Bu. Apa Maksud Ibu?”, Aku bingung dan gugup saat itu.

            Singkat cerita, akupun menyanggupi semua permintaan Bu Mia kepadaku. Dan dikala itu aku juga disuruh melanjutkan apa yang tadi aku lakukan dikantin. “Tembak..tembak..tembak..tembak”, Sorak sorai penonton dan teman-teman yang menonton acara pensi membuatku semakin tak percaya diri. Namun, aku tahu inilah saatnya yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Aku langsung berlaga seperti orang yang sedang menyatakan perasaan pada seseorang. “Zee, maukah kau menjadi kekasihku?” Ucapku pada Zee sambil memberi sebuah boneka beruang abu-abu. “Emmmm..” Dia langsung turun dari panggung. Sebelum itu, aku memegang tangannya, sehingga dia tidak bisa lari dan turun dari panggung.

            Aku mengambil microphone dan akupun bernyanyi untuknya “Biarkan ku mencoba, menjadi milikmu. Jangan tutup dirimu. Salahkah diri ini? Yang mencintaimu. Jangan tutup dirimu.”, Dengan tatapku yang penuh harap kepadanya. Dia tetap tidak bisa berkata-kata dan dia langsung pergi meninggalkan aku. Seperti matahari enggan menyinari pagi ini, akupun kecewa dia tidak berkata apa-apa dan meninggalkanku begitu saja. Mungkin dia malu dengan rupaku yang biasa-biasa saja ini.

            Bu Mia yang memiliki watak galak dimata teman-teman kelasku tidak terkecuali aku sejenak berubah menjadi baik kepadaku. Dia memberiku semangat, dan dia bilang dia akan berbicara pada zee nanti. Aku sangat berterima kasih pada Bu Mia yang peduli terhadap aku. Aku bingung kenapa dia seperti itu tadi.

            Pada malamnya, aku banyak menerima sms “Sabar ya Tam, mungkin belum waktunya”. Aku sangatlah terkesan dengan kata-kata temanku yang memotivasiku untuk tetap maju. Aku tahu ini bukanlah akhir, tetapi ini adalah awal pijakanku untuk bisa menunjukan padanya bahwa aku mampu dan akulah yang pantas untuk menjadi kekasih dia.

            Keesokan harinya, aku merasa hari ini adalah hari yang sangat meyedihkan. Dia berubah, tidak seperti dulu lagi. Dia menjadi orang yang seakan tidak kenal aku. “Apa salahku? Aku tidak tahu harus berbuat apa. Mengapa kamu berubah? Kamu tidak tahu seberapa besar cinta aku ke kamu.”, Ucapku dalam hati. Dan akhirnya, akupun memutuskan untuk menunggunya hingga dia membukakan pintu hatinya pada suatu hari nanti.


Bersambung......

0 comments:

Posting Komentar

Komentar anda mungkin tidak langsung dibalas,karena saya jarang sekali online.
Tetapi terima kasih atas perhatiannya pada blog saya.